
Keharusan thuma’ninah saat ruku‘, sujud, i‘tidal (bangkit dari pada ruku‘) serta duduk pada 2 sujud, berdasar pada hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yang bermaksud :
" Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : " Jika engkau berdiri untuk menunaikan sembahyang sebaiknya bertakbir, lalu bacalah yang mudah olehmu dari pada ayat Al-Quran.
Lalu ruku‘ dengan thuma’ninah, lalu bangkit sehingga berdiri tegak (i‘tidal), lalu sujud dengan tuma’ninah, lalu bangkitlah daripadanya dengan thuma’ninah, dan lakukanlah yang sedemikian itu dalam setiap sembahyangmu ". (Hadis kisah Al-Bukhari)
-Dari Malik bin Huwairits, bahwasannya ia lihat nabi saw. Shalat, yaitu jika ada di (rakaat yang) ganjil dari pada shalatnya, tak bangun (berdiri) sampai ia duduk dengan tetap. Diriwayatkan oleh Bukhari (Bulughul Maram : 323)
Kaifiyat atau langkah duduk pada dua sujud
-Dari Ibnu Umar, bahwasannya Rasulullah saw. Yaitu jika duduk tasyahud ia letakkan tangannya yang kiri atas lututnya yang kiri, dan yang kanan atas yang kanan, serta ia menggenggamlima puluh tiga serta ia isyaratkan dengan jari telunjuk. Diriwayatkan dia oleh Muslim (Bulughul Maram : 332)
-Dari Aisyah. Ia berkata : Rasulullah saw. Memulai shalat dengan takbir serta (mengawali) bacaan dengan “Alhamdulillahi rabbil ‘alamin …”, dan jika ia ruku’ tak ia dongakkan kepalanya, serta tak ia tundukkannya, namun di antara itu, serta jika bangkit dari ruku’, tak ia sujud sampai berdiri tegak betul-betul, serta jika ia angkat kepalanya dari sujud, tak ia sujud (lagi) sampai duduk benar-benar, serta ia membaca Attahiyat ditiap-tiap dua rakaat, dan yaitu ia bentangkan kaki kirinya serta membangun yang kanan ; serta adalah ia melarang seorang membentangkan dua lengannya (di bumi) sebagai bentangan binatang buas, serta yaitu ia menyudahi shalatnya dengan salam.
Di keluarkan dia oleh Muslim, namun ada baginya ’ Illat (Bulughul Maram : 448)


-Punggung didudukkan diatas tapak kaki kiri, disamping itu didirikan tapak kaki kanan dengan melipatkan anak-anak jari kaki kanan menghala ke kiblat. Inilah kaifiyat duduk pada dua sujud yang dikerjakan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana yang dikisahkan oleh Abu Humaid As-Sa‘idiy yang punya maksud :
" Sudah berkata Abu Humaid As-Sa‘idiy : " Saya yaitu orang yang paling hafal (tahu) bakal shalatnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Saya lihat saat Baginda bertakbir, Baginda mengangkatkan tangan Baginda sejajar dengan dua bahunya. Jika ruku‘, Baginda letakkan ke-2 tangannya pada ke-2 lutut. Lalu Baginda membungkukkan punggung. Jika Baginda mengangkat kepala (dari ruku‘) Baginda tegak sehingga tiap-tiap tulang belakangnya kembali ke tempatnya. Jika sujud Baginda tempatkan ke-2 tangan Baginda dengan tak mencengkam dan tidak juga menggenggam, serta Baginda hadapkan hujung jari-jari Baginda ke arah kiblat. Jika Baginda duduk pada raka‘at ke dua, Baginda duduk diatas kaki kiri serta menegakkan kaki kanan. Jika Baginda duduk pada raka‘at akhir jadi Baginda julurkan kaki kiri serta ditegakkannya kaki kanan dan Baginda duduk diatas tempat duduk Baginda (tikarnya) ".
Hadis kisah Al-Bukhari (Bulughul Maram : 284)
-Dari Maimunnah ra., isteri Nabi saw, tuturnya : Jika Rasulullah saw sujud, direnggangkannya ke-2 sikunya dari rusukny, hingga terlihat putih ketiaknya. Serta Jika duduk pada dua sujud serta pada tasyahud awal, beliau duduk tenang di atas pahanya yang kiri. (Shahih Muslim Hadist : 448)
Cara duduk yang juga diamalkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah duduk iq‘a iaitu dengan punggung didudukkan diatas kedua-dua tapak kaki dan tumit, seperti yang dijelaskan dalam kisah Ibnu ‘Umar Radhiallahu ‘anhuma :
Tujuannya :
" Abu Zubair mendengar dari pada Thawus menyampaikan : " Kami ajukan pertanyaan pada Ibnu ‘Abbas tentang duduk (dengan cara iq‘a) diatas dua kaki. Ibnu ‘Abbas menjawab : " Itu yaitu sunnat ". Lantas kami berkata padanya : " Kami lihat (langkah duduk sedemikian) menyusahkan orang itu ". Ibnu abbas menjawab : " Itulah sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam ".
(Hadis kisah Muslim) (Shahih Muslim Hadist : 491)
-Cara duduk menurut kisah dari pada Ibnu ‘Umar serta Ibnu ‘Abbas Radhiallahu ‘anhum adalah dengan duduk diatas dua tumit dan jari kaki, yaitu termasuk duduk pada dua sujud. (Al-Majmuk : 3/399) Perkara ini dijelaskan dalam satu kisah dari pada Az-Zubair yang tujuannya :
" Sesungguhnya dia (Az-Zubair) lihat ‘Abdullah bin ‘Umar jika sujud, lalu beliau mengangkat kepalanya dari pada sujud yang pertama (lantas) duduk diatas jari-jari kakinya serta beliau berkata : " Sebenarnya (duduk seperti ini) yaitu sunnah ". (Kisah Al-Baihaqi)
-Al-Baihaqi dalam kitab Sunan Al-Kubra (2/464) menerangkan bahawa duduk iq‘a seumpama ini yaitu disunatkan seperti yang diriwayatkan pada kami dari pada Ibnu ‘Abbas serta Ibnu ‘Umar Radiallahu ‘anhum. Beliau selanjutnya menjelaskan langkah duduk itu iaitu yang bermaksud : " (Langkah duduk itu) adalah menempatkan jari-jari kaki diatas bumi serta menempatkan punggung diatas dua tumit dan menempatkan lutut diatas bumi "
-Menjadikan ke-2 punggungnya atas tumitnya saat lakukan duduk diantara dua sujud. Inilah cara duduk yang disunatkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Duduk didalam sembahyang itu ada empat iaitu
1. Duduk pada dua sujud,
2. Duduk tasyahhud awwal,
3. Duduk istirahat (duduk sebelum bangkit/berdiri untuk raka‘at selanjutnya), dan
4. Duduk tasyahhud akhir.
Demikian halnya untuk orang yang masbuq, sunat duduk dengan iftirash. Menurut Imam An-Nawawi, bila dikerjakan kesemua duduk dalam sembahyang serta jadikan kaki-kakinya itu dengan cara duduk iftirash, iq‘a atau tawarruk akan tidak membatalkan sembahyang meskipun duduk itu berbeda-beda. (Shahih Muslim Syarh An-Nawawi : 2/133-134)
Dari hadist-hadist yang di jabarkan di atas bias diambil kesimpulan kalau :
- Duduk iftirash yaitu untuk duduk yg tidak disudahi dengan salam (saat tahiyyat awal.
- Duduk tawarruk yaitu dikerjakan untuk duduk yang disudahi dengan salam (saat tahiyyat akhir).
- Duduk yang lain disunnahkan yaitu duduk Iq’a (ketka duduk di antara dua sujud & duduk istirahat)
“Dan siapa saja yang menentang Rasul setelah terang kebenaran baginya, serta ikuti jalan yang bukanlah jalan beberapa orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa pada kesesatan yang sudah dikuasainya itu serta Kami masukan ia kedalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruknya tempat kembali (QS An-Nisa : 115)
“Hai beberapa orang yang beriman, taatilah Allah serta patuhilah Rasul (Nya), serta ulil amri diantara anda. Lalu bila anda berbeda pendapat mengenai suatu hal, jadi kembalikanlah ia pada Allah (Al Quran) serta Rasul (sunnahnya), bila anda benar-benar beriman pada Allah dan hari lalu. Yang sekian itu lebih paling utama (bagimu) serta tambah baik mengakibatkan
0 Response to "Tolong Dibagikan Bagi Yang Muslim.....!!! Jangan Salah Inilah Kesilapan Duduk Pada Dua Sujud/Duduk Iftirasy Yang Ramai Ambillah Gampang. Mohon Kongsikan Cara Yang Benar Ini..."
Posting Komentar